Pendiri : William Rosenberg
dia terpaksa berhenti sekolah untuk membantu kedua orang
tuanya. Dia bekerja di “Western Union” hanya sebentar lalu dia bekerja sebagai
penjual di “Jack & Jill Ice Cream, dalam waktu 4 tahun dia bisa menjadi
manajer penjualan untuk distribusi ke restaurant dan lembaga-lembaga.
Dia mengumpulkan 2500 dolar dan memulai usahanya yang
bergerak dibidang Industri Jasa Hidangan. Yang dijualnya adalah sandwich dan
hidangan makan siang untuk pekerja pabrik di daerah Boston dan sekitarnya.
Usaha Industri Jasa Hidangan ini meluas cepat mencapai 140
truk namun segera menyurut pada akhir tahun 1940an.
Tahun 1950 membuka “The Open Kettle” lalu diganti nama
menjadi “Dunkin’ Donuts” yang diambil nama dari komedi lama “Red Skelton”.
Tahun 1963, William Rosenberg mengalihkan jabatannya CEO
kepada putranya yang bernama “Robert”.
Tahun 1963 mempunyai 100 toko yang menghasilkan 100 juta
dolar. Dunkin’ Donuts lalu menjual sahamnya kepada masyarakat tahun 1968 yang
pada saat itu telah mempunyai 334 toko menjadi 700 toko dalam waktu 3 tahun.
Dengan strateginya yang agresif dalam memperluas dia mampu mencapai 90 juta dolar
tahun 1970 dan tahun 1971 mencapai 950.000 dolar, tahun 1972 mampu mencapai 120
juta dolar
Tahun 1973 menghadapi menurunan sehingga dia harus menjual
56 toko dan perusahaan merugi hingga 1,7 juta dolar. Itu menurun hingga 12%
dari semua toko Dunkin’ Donuts.
Ketika dia sudah mengalami penurunan, namun dia tetap
membuka usahanya dengan memilih tempat dengan hati-hati seperti pompa bensin,
bandar udara, toko-toko diskon yang menyenangkan.
Pada tahun 1989 Dunkin’ Donuts berpindah tangan kepada
“Allied Lyson” membelinya dengan harga 325 juta dolar.
Akibat kecerobohan Robert, perusahaan Dunkin’ Donuts
mengalami kerugian besar dan hampir memusnahkan perusahaan ini.
Dunkin’ Donuts ingin memperluasnya dengan melakukan analisa
pasar. Pendapatan semakin lama semakin meningkat mencapai 10-15%
Perusahaan ini menetapkan pandangannya dalam membangun dan
mempertahankan staf perusahaan yang paling stabil dan efektif dalam industri
ini dan perusahaan ini menyadari bahwa usaha tanpa staf perusahaan yang stabil
dan efektif maka tidak akan bisa maju malahan akan menghadapi ancaman.
*
Mengambil ahli pesaing yang
ada dan mengubah toko mereke menjadi toko Dunkin’ Donuts.
Pada tahun 1991 pesaing Dawn Donuts di Timur telah di
gulung. 59 toko dibeli dan diubah namanya menjadi Dunkin’ Donuts dan Mister
Donut juga diambil alih.
Lebih dari 28 juta dolar dihabiskan untuk mengambil alih 550
toko Mister Donut dari perusahaan Internasional Multifood.
*
Menemukan daerah yang baru
dan menguntungkan.
salah satunya adalah usaha toko mini, usaha toko mini ini
dibuka disekitar stasiun kereta api, terminal bus, bandar udara.
Lalu daerah selanjutnya adalah pompa bensin, pompa bensin
Exxon, Citgo, Shell, dan Amoco adalah pompa bensin yang sudah bekerja sama
dengan Dunkin’ Donuts.
Dunkin’ Donuts sudah mempunyai ratusan tempat sampai 1995.
Dunkin’ Donuts tidak hanya di dalam negri saja namun sudah keluar negri dari
Brazil sampai ke Arab Saudi, selain itu Allied sudah mempersiapkan 4 tempat
baru yaitu :
- Amerika
- Eropa
Barat
- Inggris
Raya
- Bagian
Dunia Lainnya.
650 tempat berhasil menghasilkan 220 juta dolar. Usaha ini
juga sedang diperluas ke Spanyol, Korea dan Inggris.
Perhitungan terakhir pada tanggal 29 Februari 1993
menghasilkan 1,35 milyar dolar dari 3000 tempat penjualan dalam negri. Tahun
1992 memperoleh 1,22 milyar dolar dan 1,03 milyar dolar berasal dari dalam
negri.
Dunkin’ Donuts selalu mengutamakan kualitasnya dan setiap
anggota selalu bekerja sama untuk membangun Dunkin’ Donuts menjadi tambah
berkembang.
Dunkin’ Donuts mampu menyediakan pasokan tepat waktu.
Setiap manager bertanggung jawab atas pengembangan,
pengemasan, penelitian pasar, penetapan harga, dan penyediaan bahan.
Ketiga golongan produk lainnya adalah donat, cairan termasuk
kopi, dan sop serta bakaran termasuk sandwich.
Dunkin’ Donuts tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan para
konsumen, apalagi macam rasanya tidak mempunyai variasi maka peminatnya
berkurang.
Para pelanggan menginginkan makanan lebih bergizi dan sehat,
oleh sebab itu mengalami kekacauan.
Dunkin’ Donuts dilakukan di arena penjualan setempat. Mc
Donald’s dan Burger King juga memasuki perang makanan pagi / siang, maka
Dunkin’ Donuts akan mengalami gulung tikar.
Dengan Dunkin’ Donuts mengeluarkan produk yang lebih
beragam.
Dunkin’ Donuts telah mengalami pelajaran dari perluasan
usahanya dalam tahun 60an, masalah berat telah dipecahkan oleh perusahaan yaitu
dengan meningkatkan penjualan tanpa terlalu memperluas usaha dan mampu memasuki
pesaingan dipasaran.
Dengan banyaknya pesaing di pasaran Dunkin’ Donuts
mengurangi waktu usahanya, dan Dunkin’ Donuts juga mengeluarkan produk menarik
untuk pelanggan.
Dunkin’ Donuts juga mampu meyakini pelanggan bahwa Dunkin’
Donuts tidak hanya membuat donut namun menyediakan sandwich dan sop.
Dalam pandangan yang sederhana, waralaba adalah inti mutlak
dari kewirausahaan dan perusahaan bebas, dan tidak diragukan lagi menjadi
faktor ekonomi paling dinamik di dunia kini.
( William Rosenberg, pendiri Dunkin’ Donuts )
Memulai usaha dengan suatu tekat dan keinginan untuk
memajukan usaha itu sendiri, namun segala rintangan pasti selalu dihadapi
setiap wirausaha, yang bisa mempertahankan itu semua adalah staff yang efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar